Jumat, 23 Maret 2018

shamanic




  • KONEKSI DENGAN ALAM


    Shamanisme berasal dari alam itu sendiri. Praktek-praktek perdukunanmemanfaatkan kekuatan yang dimiliki Ibu Pertiwi dan ajaran-ajaran adat kuno berasal dari kebenaran-kebenaran alam yang sederhana.

  • PENYEMBUHAN DIRI & KOMUNITAS


    Perdukunan tidak hanya menyangkut kesehatan individu, tapi juga dengan kesehatan seluruh masyarakat. Ini termasuk semua orang, tumbuhan, hewan, dan seluruh kehidupan.

  • LATIHAN ROHANI


    Praktik spiritual harian memungkinkan pertumbuhan tubuh dan jiwa yang terus berlanjut dan eksponensial. Tujuannya adalah menciptakan harmoni internal dan eksternal dengan semua ciptaan.

  • ZIARAH KE TEMPAT SUCI


    Belajar untuk mendekati dan terhubung dengan tempat - tempat sucimerupakan bagian penting dari perdukunan. Dengan menghormati keajaiban alam seperti sungai, danau, gunung, dan gua, kita membangkitkan kembali dan menyegarkan energi tanah.

  • VISI & UPACARA


    Upacara untuk menghormati roh-roh alam membantu mempromosikan harmoni dan keseimbangan. Jalan shamanisme tidak pernah berakhir.Dipercaya bahwa selama upacara ini berlanjut, dunia akan terus berlanjut.

  • APA ITU SHAMANISME?

    Shamanisme adalah tradisi penyembuhan kuno dan terlebih lagi, cara hidup. Ini adalah cara untuk terhubung dengan alam dan semua ciptaan. Kata dukun berasal dari suku Tungus di Siberia. Para antropolog menciptakan istilah ini dan telah menggunakannya untuk merujuk pada para pemimpin spiritual dan upacara di antara budaya-budaya pribumi di seluruh dunia. Kata shamanisme dapat digunakan untuk menggambarkan praktik spiritual kuno dari budaya pribumi ini. Jelas, kesamaan yang tak terhitung jumlahnya antara berbagai tradisi kuno memainkan peran dalam generalisasi kata yang berkesinambungan.
    Selama beberapa dekade terakhir, istilah " perdukunan " telah dipopulerkan di seluruh dunia barat, terutama di kalangan usia baru. Hari ini, bisa sulit untuk membedakan antara bentuk-bentuk tradisional shamanisme dan modern, praktek-praktek esoterik sering menggunakan istilah itu.
    Orang bisa melihat perdukunan sebagai kebijaksanaan spiritual universal yang melekat pada semua suku pribumi. Karena semua praktik spiritual kuno berakar di alam, perdukunan adalah metode dimana kita sebagai manusia dapat memperkuat hubungan alami itu.

    PROGRAM SHAMANIC UNTUK MEMBERDAYA HIDUP ANDA

    Terhubung dengan Alam

    Ajaran Shamanic membimbing kita pada jalan menuju harmoni berkelanjutan dengan tidak hanya semua manusia, tetapi akan setiap dan setiap tanaman, hewan dan entitas spiritual yang merupakan bagian dari dunia kita.

    Usahakan Jiwa Anda

    Program kami memandu Anda melalui proses mengangkat jiwa Anda melalui praktik sehari-hari dan pengalaman seremonial. Biarkan jiwamu menyatu dengan alam semesta.

    Satukan Hidup Anda

    Harmoni melekat pada alam dan dengan demikian juga intrinsik terhadap perdukunan. Bagian dari perjalanan hidup kita adalah untuk menyatukan 3 aspek Tubuh, Hati & Roh . Kesatuan ini memungkinkan kita untuk berfungsi secara alami.

    Menyembuhkan dunia

    Transformasikan tindakan Anda untuk membawa kesembuhan kepada diri Anda sendiri, komunitas Anda, dan semua yang tinggal di Bumi. Dengan cara ini, setiap langkah yang Anda ambil di jalan kehidupan menjadi proses penyembuhan.




Sabtu, 24 Februari 2018

MITOS NYI POHACI


Mitos Nyi Pohaci
Oleh Prof. Drs. JAKOB SUMARDJO.

Nyi Pohaci tidak dilahirkan oleh siapa pun. Ia berasal dari sebutir telur. Dan telur itu semula berasal dari tetesan air mata Dewa Naga Anta (dunia bawah). 

Pada awalnya Dewa Guru (dunia atas) mau membangun istananya. Semua dewa bergotong royong membangun Bale Mariuk - Gedong Sasaka Domas. Hanya Naga Anta tidak dapat ikut membangun, karena tidak punya tangan untuk bekerja. Batara Narada, wakil Dewa Guru, memarahi habis-habisan Naga Anta. Sang Naga menangis oleh keterbatasan kodratinya, mau tetapi tidak mampu. Dalam menangis itu Naga Anta meneteskan tiga air mata. 
Tetesan air mata itu serta merta berubah menjadi tiga butir telur. 
telur itu dibawa Naga Anta kepada Dewa Guru dengan cara digigit. 
Di tengah jalan ia ditegur Elang, tetapi tidak dijawab, karena mulutnya menggigit tiga telur. Elang marah dan menyambar Naga Anta, akibatnya dua telur jatuh di bumi dan menjadi Kakabuat dan Budug Basu (semacam babi hutan). 
Hanya sebutir telur sampai di depan Dewa Guru.
 Setelah Naga Anta disuruh mengeraminya, maka dari telur itu keluarlah seorang bayi perempuan yang cantik, dinamai Nyi Pohaci. Bayi disusui sendiri oleh istri Dewa Guru, Dewi Umah. 
Setelah Nyi Pohaci remaja, Dewa Guru bermaksud memperistrinya. 
Akan tetapi Nyi Pohaci jatuh sakit dan mati. 
Oleh Dewa Guru, mayat Nyi Pohaci diperintahkan untuk dikubur di dunia tengah (tempat tinggal manusia). 
Dari kuburan Nyi Pohaci muncullah macam tanaman yang amat berguna bagi manusia Sunda. 
  • Kepalanya menjadi pohon kelapa. 
  • Mata kanannya menjadi padi biasa (putih). 
  • Mata kirinya menjadi padi merah. 
  • Hatinya menjadi padi ketan. 
  • Paha kanan menjadi bambu aur. 
  • Paha kiri menjadi bambu tali. 
  • Betisnya menjadi pohon enau. 
  • Ususnya menjadi akar tunjang.
  • Rambutnya menjadi rumputan.

 Semua tumbuhan yang amat dibutuhkan masyarakat Sunda berasal dari tubuh Nyi Pohaci. Tetapi segala tanaman tadi selalu dirusak oleh Kalabuat dan Budug Basu. Untunglah Yang Maha Wenang menciptakan Jaka Sadana (Sulanjana), Sri Sdana, dan Rambut Sadana, yang juga disebut Talimenar dan Talimenir, yang berasal dari tiga tetes air matanya. Ketiganya bertugas memelihara segala tanaman yang dibutuhkan masyarakat Sunda tersebut (pantun Sulanjana).
Dewa Guru memerintahkan Batara Semar untuk mengembangbiakkan tanaman-tanaman itu di Kerajaan Pajajaran. 
Begitulah inti mitologi itu. Jadi Nyi Pohaci adalah berkah hidup masyarakat Pajajaran. 
Dari kematiannya tumbuh kehidupan. Tanpa Nyi Pohaci, masyarakat Sunda tidak memperoleh sumber kehidupannya. Itulah sebabnya masyarakat Sunda di zaman pertaniannya dulu amat menghormati Nyi Pohaci. 
Pola pikir Sunda Di mana letak segi rasionalitasnya? 
Pikiran orang modern membutuhkan pola pikir Sunda di balik mitologi itu.
Rasionalitas dari mitologi itu terletak pada pola tritangtu Sunda. 
Pola tiga ini banyak hadir dalam realitas kesadaran masyarakat Sunda untuk memaknai realitas faktual ruang Sunda. 
Pola hubungan tiga ini ada dalam pengaturan kampungnya, pengaturan rumah tinggalnya, pengaturan ekologinya (leuweung, lembur laut), pola tenunnya, pola peralatannya, dan banyak lagi. Dasar dari semuanya ini adalah pola kosmiknya yang holistik. Ada langit (dunia atas), ada bumi (dunia bawah) dan ada dunia manusia (dunia tengah). 
Ketiganya membentuk kesatuan tiga, yang kalau digambarkan secara modern akan berbentuk segitiga sama kaki. Di puncak segitiga adalah dunia atas (langit), dan di dasar segitiga ada dunia bawah (bumi) dan dunia tengah (manusia di atas bumi). 
Kampung Baduy rupanya dipasang dalam pola tiga kosmik ini. 
  1. Kampung Cikeusik adalah dunia atas (langit, di puncak segi tiga) 
  2. Cikertawana (dunia tengah) dan 
  3. Cibeo (dunia bawah), keduanya didasar segi tiga.

Begitu pula rumah Sunda buhun dibangun dalam pola ini. Atap (dunia atas, biasanya arah atap ke hulu dan hilir atau arah atas dan arah bawah), tempat tinggal keluarga (dunia tengah) dan kolong rumah (dunia bawah). 

Dalam mitologi Nyi Pohaci kita di atas, pola ini tetap dipakai. Dari mana asal segala tumbuhan keperluan hidup para petani Sunda di zaman dulu? 
Dari tubuh Nyi Pohaci. 
Dari mana asal Nyi Pohaci? 
Ternyata dari dunia bawah, dibawa ke dunia Atas, baru diturunkan di dunia tengah manusia Sunda (Buana Panca Tengah). Nyi Pohaci "lahir" dari sebutir telur bersamaan dengan dua butir telur yang lain. Dari tiga telur akibat penderitaan Naga Anta itu (menangis) hanya satu telur yang sampai di dunia atas (Dewa Guru). Dua telur yang lain jatuh di bumi manusia (dunia tengah). 
Nyi Pohaci merupakan satu- satunya telur yang menjadi "manusia" di dunia atas, sedang dua telur yang lain ada di dasar segi tiga kita. 
Nyi Pohaci yang tumbuh di dunia atas ini, mati di dunia atas pula. 
Kematiannya karena dicintai "pembesar" atau "penguasa" dunia atas, Dewa Guru. 
Maka ia dikirim ke dunia tengah dan menjadi segala jenis tanaman di sana. 
Dengan demikian, segala tanaman itu adalah wujud emanasi mahkluk dunia atas, karenanya sakral. 

Orang tidak boleh memperlakukan segala tanaman itu seenaknya sendiri, harus ada rasa hormat yang dalam untuk memanfaatkannya.
 Di sini terlihat bahwa Nyi Pohaci dimusuhi oleh dua asal kodratnya yang sama, 
Kalabuat dan Budugbasu. 
Tanaman dan hama itu sebenarnya merupakan dua pasangan antagonistik. Setiap kehidupan muncul, selalu ada pasangan kematiannya. 
Setiap ada tanaman, selalu ada hama perusaknya. Dua kenyataan berbalikan itu harus diterima manusia.
 Berkah dan malapetaka itu berasal dari sumber yang sama. 
Dalam saat yang demikian Yang Maha Wenang menganugerahkan pemecahanNya, yakni mengirimkan tiga pasangan pemusnah hama. 
Masing-masing Jaka Sadana, Sri Sadana dan Rambut Sadana, atau Sulanjana, Talimenar dan Talimenir. 
Mitologi Nyi Pohaci mengajarkan bahwa semua tanaman yang memberikan manfaat hidup kepada manusia berasal dari dunia atas. Segala ancaman hama dan kerusakan itu berasal dari dunia tengah. Dunia manusia itu tidak sempurna, meskipun telah dihadirkan "yang sempurna" dari dunia atas. Kesempurnaan atau kebaikan semacam itu sebenarnya lebih bersifat spritual adikodrati. Pola tiga ini distruktur dengan jalan "harmoni" Bawah-Atas terlebih dahulu. 
Nyi Pohaci berasal dari setetes air mata Naga Anta yang bermakna rohani- adikodrati dunia bawah. Dari dunia bawah (bumi) dibawa ke dunia atas (langit), baru diturunkan ke dunia tengah manusia. 
Struktur hubungan bawah - atas - tengah ini terdapat di berbagai mitologi Sunda yang lain, misalnya pada wawacan Guru Gantangan. Nyi Pohaci adalah hasil harmonisasi dunia bawah dan dunia atas, sehingga lebih menekankan segi skralitasnya, atau kesempurnaan dan kebaikannya. Cara berpikir atas - bawah - tengah ini melambangkan bersatunya unsur bumi dan langit atau tanah dan air (hujan) dalam kehidupan orang peladang, yang akan menumbuhkan segala jenis tanaman yang dibutuhkan masyarakat Sunda. Di dunia tengah (manusia) berlaku hukum kausalitas, yakni segala tumbuhan akan subur kalau air hujan bertemu dengan tanah. Rusaknya tanaman juga terjadi karena hukum kausalitas, yakni dimakan hama. 
Tetapi terjadinya tiga butir telur dari tiga titik air mata di dunia bawah tidak berlaku hukum kausalitas, tetapi hukum spontanitas. Bagaimana bisa dimengerti oleh manusia bahwa tiga tetes air mata dapat menjadi tiga butir telur. 
Dan tiga butir telur tiba- tiba menjadi tiga mahluk hidup, Kalabuat, Budugbasu, dan Nyi Pohaci? Bagaimana pula dapat dipahami oleh hukum kausalitas dunia manusia, kalau tubuh 

Nyi Pohaci dapat menjadi berbagai jenis tumbuhan? Semua itu terjadi atas dasar hukum spiritual  spontanitas (jadi, maka jadilah). 
Alam spiritual itu bekerja bukan berdasarkan hukum sebab- akibat manusia. Manusia itu lahir akibat hubungan seksual lelaki dan perempuan(marga hina).. 

Tetapi Nyi Pohaci bukan hasil kerja seksual siapa pun. 
Nyi Pohaci itu berasal dari setetes air mata Dewa Anta, jadi seksual atau nonseksual, itulah sebabnya ia keramat. Dan yang keramat itu akan membawa berkat bagi manusia. 
Jadi, mitos Nyi Pohaci mengandung hasil renungan pemikiran manusia Sunda lama tentang bagaimana asal-usul adanya segala macam tumbuhan yang amat bermanfaat bagi masyarakat Sunda. 
Bagaimana berbagai jenis padi itu ada. 
Bagaimana bambu itu ada. 
Bagaimana jenis tanaman merambat itu ada. 
Bagaimana pohon enau itu ada? 
Bahkan bagaimana rumput-rumput itu ada. 
Semua itu diperlukan orang Sunda setiap hari bagi kepentingan kelangsungan hidupnya. Padi untuk makanan pokok. Tanaman merambat untuk makanan tambahan. Rumput untuk ternak. Bambu untuk rumah. Dari pohon enau diperoleh ijuk untuk atap rumah. Enau juga menghasilkan tuak untuk kepentingan upacara religi. Dan masih banyak lagi rinciannya. 

Semua itu dari mana asalnya? Tentu bukan dari usaha manusia sendiri. Semua itu hadir secara eksistensial berkat hukum spontanitas dunia rohani tadi. Tentu saja pola pikir yang demikian itu bukan monopoli manusia Sunda. Semua mitologi umat manusia berpola demikian. Persoalannya bagaimana alam lingkungan yang tersedia bagi manusia Sunda diberi tanggapan lewat realitas kesadarannya (budaya). Alam lingkungan Sunda ditanggapi oleh manusia- manusianya dengan hidup berladang (huma). Pilihan hidup berhuma inilah yang kemudian menimbulkan pertanyaan eksistensial, dari mana tanaman padi yang ajaib itu (makanan pokok yang memungkinkan hidup terus berlangsung) berasal? 
Karena huma bergantung pada hujan, maka alamat langit sebagai "pemberi hujan" menjadi lebih penting dari bumi-tanah yang kering. dan "basah" (hujan) adalah asas "perempuan". Maka semua tumbuhan itu asalnya dari tubuh perempuan dunia atas, Nyi Pohaci. Pemberi hidup itu adalah indung, ibu. Dan lelaki itu melengkapi.

Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/0105/29/khazanah/index.htm


NEGRI SATU MALAM

MAUNG SUNda nusantaRA.
(MAnusia UNGgul dari negri Satu Malam)


Negri SATU MALAM;

Sangkuriang membuat perahu hanya dalam SATU MALAM

Lutung Kasarung membuat istana hanya dalam SATU MALAM


Mitos Sangkururiang.
Mitos atau legenda bangsa nusantaRA Sangkuriang anak  Dayang Sumbi  dan SIriusTUMANG memberi tanda yang jelas untuk di ceritakan  secara turun temurun kepada bangsa SUNda nusataRA di muka bumi ini.
Situmang digambarkan sebagai sosok seekor anjing menjelaskan dengan jelas "bintang anjing" atau planet SIRIUS.
SItumang adalah dewa yang mendapat hukuman daru kaHYANGan, kesaktian Sangkuriang sebagai anak dewa tak diragukan lagi. 
Sangkuriang sakti membuat perahu permintaan Dayang SumbI hanya dalam satu malam.
Demikian pula Dayang SUmbi yang memiliki ibu seorang Dewi yang mendapatkan hukuman dari kaHYANGan.
Jelas sekali tanda yang diberikan dalam mitos atau legenda, bahwa bangsa SUNda nusantaRA adalah MAnusia UNGgul.
Sangkuriang sering memetik bintang untuk Dayang SumbI, yang ternyata kemampuan memetik bintang masih dimiliki oleh masyarakat Adat.
Leluhur atau karuhun bangsa SUNda nusantaRA mencatat ilmu pengetahuan di langit. 

Mitos Lutung Kasarung.
Guruminda mendapat hukuman dari SUNan AMBU hanya karena menatap kecantikan SUNan Ambu dan dihukum ke bumi menjadi seekor Lutung.
Guruminda yang tampan dan gagah. Ketampanan dan kegagahannya  tak pernah terkalahkan oleh siapapun manusia di bumi ini.
Guruminda jatuh cinta pada Putri Purbasari yang memiliki kecantikan SUNan Ambu berhasil menebus hukuman LUTUNG KASARUNG kembali menjadi kesatria yang tampan dan gagah tiada tanding.
Dengan bantuan SUNan Ambu  Lutung Kasarung membua istana dari emas permata untuk Putri Purbasari dalam satu malam.

Sampai saat ini ilmu pengetahuan tercatat di  langit dalam tatanan bintang-bintang dan sampai sekarang masih dipergunakan di desa Adat.
Ilmu pengetahuan dalam bentuk dongeng diturunkan turun temurun secara lisan,;
  • Komunikasi jarak jauh dilakukan secara TELEpati. 
  • Tranportasi jarak jauh dilakukan dengan TELEportasi.
  • Keliling dunia dengan TELEtravel
  • Mampu mengendalikan kekuatan alam semesta/gelombang elektromagnetik Pengetahuan alam semesta yang dimiliki bangsa SUNda nusantaRA sangat maju, mampu menggunakan kekuatan alam semesta untuk hidup damai, bahagia dan sejahtera di bumi ini.
Manusia yang hidup harmonis dengan  alam semesta dan sang Maha Pencipta.
Ratusan ribu tahun lalu bahkan jutaan tahun lalu bangsa MAUNG telah mendiami bumi, sebelum mahluk hibrid manusia  dari planet yang berbeda datang ke bumi ini.
Bangsa MAUNG hidup abadi dalam dimensi tinggi, di bumi paRAhyangan dan hidup berdampingan dengan anak cucunya hingga saat ini.
Komunikasi tetap terjalin walau dalam kurun waktu yang terbentang sangat jauh..... ratusan/jutaan tahun lalu.

"Manusia adalah mahluk cahaya, dan akan kembali kepada cahaya asal". (Nikola Tesla).

(kembali ke tanah hanya raga/baju dan  JIWA akan kembali kepada CAHAYA ASAL??).


Waktu yang berbeda dalam dimensi yang berbeda, leluhur  atau karuhun bangsa SUNda nusantaRA sampai saat ini masih tetap ada dan akan selalu ada. SUNda nusantaRA adalah manusia yang memiliki leluhur dari kaHYANGan. Negri SATU MALAM.

Hidup di bumi ini sangat lambat, sebagai perbandingan satu tahun waktu di bumi adalah satu hari untuk penghuni dimensi  tinggi/kaHYANGan.
365 tahun di bumi setara dengan 1 hari  di kaHYANGan.

Bangsa SUNda nusantaRA saat ini sedang lupa akan JATIDIRI, 
kembalilah ke pangkuan negri SATU MALAM, 
berhala negri SERIBU SATU MALAM adalah cahaya palsu yang bersinar sekejap saja.

Kembalilah kepangkuan
 IBU PERTIWI,
IBU BUMI
IBU LEMAH CAI
yang sedang menangis................

Hung ahung!.

Sampurasun.